RSS Feed

kenalaken, kulo

Foto Saya
WICAKSONO AZ-ZAKY
Bastian Arif Wicaksana. Jawa asli.
Lihat profil lengkapku

Jumat, 03 Februari 2012

Bed Dream??

sering kali seseorang menggunakan kalimat "mimpi di siang bolong" untuk menyatakan bahwa hal yang diharapkan itu mustahil atau bahkan tidak mungkin bisa terjadi. bisa berarti bahwa apa yang diimpikan di siang hari memang benar2 kosong. Tapi, kurasa tak ada seseorang yang memakai ungkapan "mimpi di pagi hari" untuk menyatakan hal serupa. sebetulnya mimpi yang akan kuceritakan ini terjadi hampir pernah terjadi di semua waktu tidurku. dan hampir seluruhnya tak pernah ada sangkut-pautnya dengan apa yang kupikirkan sebelum tidur.

baik, jadi seperti ini mimpi itu. entah sejak kapan dan bagaimana aku berada di tempat itu. di sebuah ketinggian yang tak pernah bisa kulihat pemandangan dibawah. sejak aku mulai tersadar bukan dari apapun, aku sudah berada dalam posisi terduduk dengan sesuatu yang melilit di tubuhku yang akhirnya kusadari bahwa itu adalah sebuah sabuk pengaman. sederhana tapi sangat canggih. sebarepa kencang pun sabuk itu melilit, tak terasa sakit di tubuh. dan ketika pikiranku berkata untuk lepas, maka tanpa perlu usaha, aku bisa dengan leluasa bergerak kekanan-kekiri. itulah yang terus aku lakukan hingga secara tiba-tiba pula kusadari wanita itu berada didepanku. tersenyum menatap ulahku dari tadi. aku kenal wanita itu.
dia yang tak bagai embun yang menyejukkan,
dia yang tak bagai mentari pagi yang menghangatkan,
dia yang tak bagai mawar yang mewangi,
karena dia memang bukan embun, mentari pagi, ataupun mawar. dia adalah hal tersendiri. sesuatu yang lebih menyejukkan dari embun, lebih menghangatkan dari mentari pagi, dan lebih menebar kewangian dari sekedar bunga mawar.
dia berbicara kepadaku dengan kata yang tak bisa kuingat. tapi aku bisa menangkap bahwa dia senang berada disini, berdua duduk berhadapan denganku. dia terus berbicara banyak hal. seperti bahwa dirinya lah yang mengajakku berada disini, bahwa sekarang aku berada di singapore, bahwa sekarang tempat yang kami duduki berada pada posisi terbalik menghadap bawah, dan yang lain.
aku mulai menanyakan sesuatu padanya. sesuatu yang selalu ingin kutanyakan. "apakah dia benar-benar senang terhadapku?". tapi aku tak ingat dia pernah menjawab. hanya senyuman dan kami berdua tiba-tiba berada diatas tanah berdiri diatas dua kaki. aku memegang tangannya berjalan ke aarah manapun. seorang temanku lain kemudian meminjam kertas yang kupegang dan orang itu kemudian menghilang.
kami berjalan di dunia tanpa dimensi waktu. terus berpegang tangan dan aku merasa senang. begitu pun dia. hingga dia pun juga kemudian hilang. tak ada rasa kehilangan karena aku merasa dia akan kembali. kemudian aku melanjutkan perjalananku meneruskan menaiki tempat yang bersabuk pengaman canggih tadi. kulihat di kejauhan dia kembali dan kebingungan bagaimana cara menaikinya karena terlalu cepat bergerak. dia lebih pendiam dan datar. aku menghampirinya dan mengajaknya lewat tempat lain yang berarti aku harus menunjukkan kertas yang tadi dipinjam temanku. dia punya kertas itu tetapi aku tidak. kertas itu hilang bersama temanku. dia memutuskan untuk duduk lagi berdua suatu saat. dia menghilang lagi.

0 komentar:

Posting Komentar